Suara itu kembali terdengar “sruutt..sruuut..sruutt” yaa..suara parutan beberapa butir kelapa yang nyaris tiap harinya selalu terdengar dan mampu mengalahkan lagu favorit yang terdengar dari radio kesayanganku.Kadang aku menikmatinya namun tak jarang pula sedikit terganggu dengan suara itu,suara yang berasal dari deretan rumah yang tak jauh dari rumahku tinggal.
Bapak dan Ibu Pono orang-orang memanggil setiap harinya,selalu bekerja memarut kelapa untuk diolah jadi panganan ringan atau sejenis jajanan pasar,mereka mengawali hari bukan dengan bermalas-malasan atau sekedar menonton tivi,tapi mereka memulainya dengan kerja keras,dari mulai ke pasar untuk membeli bahan yang akan diolah,lalu membelah kelapa dan mulai memarutnya kemudian mengolahnya kembali dengan beberapa campuran bahan-bahan lain,tidak sampai disitu semua bahan itu lalu mulai dibungkus satu-satu persatu dengan kesabaran extra lalu mulai mengukusnya,sebuah proses panjang untuk keuntungan yang mungkin hanya Rp 100-200 perbungkusnya.Namun begitu,mereka tetap saja menekuninya walopun secara sadar mereka tahu keuntungan tidak seberapa,karena hanya pekerjaan itu yang bisa dilakukan diketerbatasan usianya kini,dan untuk kelanjutan hidup mereka.
Sebenarnya ada rasa haru dan juga kagum dengan apa yang mereka lakukan,diusia yang seharusnya mereka nikmati dengan duduk manis sambil bermain dengan beberapa cucu mereka,namun kenyataan tetap harus bekerja.Tapi aku bisa menemukan sisi lain dari pekerjaan yang mereka lakukan ini,yaitu keromantisan dan kesetiaan.Saat mereka dengan kompaknya saling membantu dalam membuat jajanan pasar itu ada rasa cinta didalamnya,ketika Pak pono dengan setia menemani sang istri hingga larut,mencoba membantu sebisanya mungkin tanpa keluh dan kata apapun.Inilah yang menurutku keromantisan dan kesetiaan yang sebenarnya.Tanpa harus mengumbar kata-kata yang sering dilakukan oleh para lelaki sekarang ini.Mungkin itu terlihat sederhana tapi jauh lebih indah dan terasa dalamnya.
Kembali suara itu terdengar,membuyarkan lamunanku.Entah sampai kapan mereka akan melakoni pekerjaan itu,yang pasti kutahu bahwa mereka akan terus melakukannya hingga mungkin hanya waktu atau usia yang menghentikannya.
” Kesetiaan dalam berbagai cara,namun tetap satu cinta”
bahwa tak perlu selalu dengan kata2 indah untuk menunjukkan rasa cinta, ah…
cerita2 seperti ini yg selalu mengingatkan kita untuk tak henti bersyukur atas kehidupan saat ini, apapun cobaan dan ujian yg dihadirkannya.
tulisan ini indah, sy suka… ^^
makaciee..
iyaa,,sebuah kesederhanaan cinta 🙂
Hmm… itulah mungkin ketegaran hidup mereka.
Btw, sering silaturahim ke sana gak…? You better be…
iya bang,,orng rmhnya cuman tetanggaan,,hehe
pelajaran seperti itulah yang bisa bikin hidup kita ini lebih bermakna kehidupan..
ketika kita di atas pun jangan lupa tengok ke bawah..dan bantulah mereka..
*mendadak bijak*
siphh betuulll…
wahh,,,kata2nya contek drimna bang,,hihihihi ^_v
mudah2an bisa mencontoh kesetiaan mereka ya …
makasih udah berkunjung, aku link ya …
iya,,sama2 belajar 🙂
seeph2 aq link balik
Siang-siang sambil makan siang ngeluyur jalan-jalan kesini..
mohon diterima blogwalking nya…
salam..
monggo2 silahkan,,makaciee udh mampir 😀
kesetiaan, meski tak semudah kata untuk melakukannya ….
btul sekalee…
tak smudah melakukannya,namun jk mau usaha psti bsa,,hehe
Terus belajar mencari arti sesungguhnya dari kata kesetia’an…
marii sama2 mencarii,,hehe
salm buat pak Pono dan bu Pono, semoga kesetiaan mereka dapat menjadi pelajaran bagi kita..
eh tapi masak sih bunyi parutan itu srut srut.. itu kan bunyi orang pilek hahaha
siaphhh….
itu mah cuman rada lebay ajee,,benere kgak bunyi malahan udh di silent,,hahahaaaaa
iya tu, sikap nyata lebih berharga dari pada sekedar ucapan buuuu….
semoga bisa meniru sifat romantis ala pak PONO
😀
apapun bisa dilakukan,jika memang ada kemauan 😀
tulisan yg sederhana namum indah bila ditelusuri dengan seksama.
dimulai dari cinta yang sederhana, hidup yang sederhana, kesetiaan yang tak sederhana hingga menua bersama.
🙂
hehe,,makasihh
indahnya kesederhanaan yang penuh cinta 🙂
ya itulaahhh ksih syng yg sbnrnya..
dmn smua hal dilakukan dengan tulus n penuh kasih..n hsilnyapun akan memuaskan…
“ttep smngat say..tak tggu lgi yg laennya”
betul..ga ada yg sia klo smua dilakukan dgn iklhlas 😀
siap laksanakan ndan